Membuat Game Itu Menyenangkan

Selama menulis di blog ini saya belum pernah menuliskan pengalaman saya dalam membuat video game. Banyak dari saudara dan teman selalu bertanya mengenai pengalaman ini karena membuat game bukanlah sebuah pekerjaan yang wajar dibandingkan menjadi dokter atau arsitek. Pengalaman saya sebagai pembuat game dimulai pada tahun 2009 ketika pada saat itu saya ditelepon oleh salah satu teman saya yang mengajak bergabung ke dalam tim nya sebagai desainer grafis. Waktu itu saya sempat bingung karena belum pernah terpikirkan oleh saya untuk mendesain sebuah game tetapi akhirnya saya terima saja ajakan itu karena toh bisa menambah wawasan saya. Memang game yang kami buat saat ini tidak sekeren yang dimainkan di playstation ataupun xbox. Game yang kami buat lebih kepada mini game dengan platform flash. Sebuah jenis game yang kata teman saya bertipikal dimainkan oleh orang-orang kantoran yang merasa jenuh dengan pekerjaanya dan membunuh waktu dengan memainkan game tersebut. Tim kecil kami bernama Cornicle, dengan 4 anggota di dalamnya hanya saja 1 orang sedang menjalankan tugas ke luar pula sehingga praktis tim kami sekarang hanya berisi 3 orang. Menjadi salah satu bagian dalam tim pembuatan game menjadi sebuah pengalaman unik. Meskipun ketika dimainkan mungkin terlihat simple, ternyata game mempunyai tingkat kompleksitas yang tinggi pada saat pembuatanya. Seorang desainer game perlu untuk merinci secara detail bagaimana cerita dan konsep game tersebut. Kemudian perlu juga secara detail mengatur berapa level dibutuhkan, tingkat kesulitan setiap level, bahkan hingga poin yang di dapat dalam setiap level.
Salah satu proyek game yang saya kerjakan saat ini berjudul Cronus Raid. Game ini menceritakan tentang situasi perang dunia kedua dimana kita sebagai pemain diharuskan untuk mengoperasikan anti aircraft gan dan menembaki pesawat yang melewati kota agar kota tersebut tidak hancur. Game ini sangat mudah untuk dioperasikan karena kita hanya perlu menggerakan mouse dan klik untuk menembak.


Agar bisa sampai kepada game apa yang harus dibuat kami sebagai tim melakukan semacam riset kecil-kecilan terhadap genre game apa yang kira-kira asik untuk dimainkan. Kami satu tim kemudian browsing beberapa game dan dibuatlah sebuah list game yang mempunyai potensi untuk dibuat. Untuk memilih salah satu jenis game dari list tersebut kami melakukan voting. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami untuk melakukan voting adalah tingkat kesulitan pembuatan, lama waktu pembuatan, dan potensi industrinya. Maka terpilihlah game ini sebagai list game yang harus kami buat.


Hal selanjutnya yang harus kami lakukan adalah membuat semua list materi-materi yang dibutuhkan. Baik mulai dari grafis, sound effect, theme song, atau dokumen lain yang dibutuhkan. Selain itu kami juga melakukan penjadwalan terhadap pengerjaan game ini. Game ini ditarget selesai hingga berhasil dijual selama 3 bulan, memang selama pengerjaanya sedikit molor namun menjadi pelajaran tersendiri bagi kami untuk ke depanya. 



Peran saya disini adalah sebagai 2D artist sekaligus music composer. Sebagai 2D artist saya bertanggung jawab terhadap semua materi grafis yang berhubungan dengan grafis dalam game ini. Secara grafis saya menggunakan teknik pixel art untuk membuat semua materi yang ada dalam game ini. Namun ada beberapa yang memang tidak saya buat dengan teknik pixel art. Jujur saya memang sedang belajar menggunakan teknik ini. Buat saya teknik ini sangat menarik untuk di dalami dan membuat saya lebih tertantang untuk mengerjakan game ini. Pixel art sendiri lebih banyak digunakan pada game-game lama semacam mario bros, contra, pac man, dan lain sebagainya. 


Sementara untuk musik sendiri saya banyak terinspirasi dari beberapa theme song game seperti Call of Duty, Battlefield 1942, Medal of Honor dan game perang klasik yang lain. Cukup susah memang ketika mengkomposisi sebuah musik orkestra karena saya tak terlalu memahami teori musik yang bagus. "Amati, Tiru, dan Modifikasi" nampaknya menjadi cara ampuh untuk mengatasi masalah tersebut. Total ada 3 buah musik yang saya buat untuk mengiringi game tersebut. 



Itulah beberapa gambaran dan proses dalam pembuatan game Cronus Raid ini. Semoga bermanfaat. Yeah!

Goaallll!!

Euforia seperti inilah yang saat-saat ini menjadi, kalau mengambil istilah dari twitter, trending topic semua masyarakat Indonesia. Timnas Indonesia seakan bangkit dari kubur menghajar semua lawan-lawanya grupnya di piala AFF dengan skor cukup menonjol. Malaisya dihajar 5-1, kemudian Laos yang sempat mengalahkan Indonesia di ajang Sea Games juga dilibas 6-0. Mungkin hanya Thailand saja yang masih bisa mengimbangi permainan Indonesia meskipun akhirnya harus takluk 2-1 dan membuat tim yang dilatih oleh Bryan Robson tersebut tersingkir dari ajang ini. Euforia semacam ini seakan-akan tidak pernah dirasakan lagi oleh masyarakat Indonesia semenjak tahun 1991 yang pada saat itu timnas Indonesia berhasil menyabet medali emas Sea Games.

Timnas Indonesia kali ini seakan mempunya warna dan semangat berbeda. Pelatih baru, Alfred Riedl berani bereksperimen dengan menggabungkan pemain senior dan junior dalam tim nya. Saya sendiri terkadang sering merasa gregetan ketika timnas Indonesia diisi oleh orang yang "itu-itu" saja. Namun melihat tim racikan pelatih Austria ini saya sendiri merasa optimis Indonesia akan banyak berbicara pada kompetisi ini. Hal yang tak kalah menarik yang dapat dilihat pada timnas kali ini adalah kehadiran dua orang "bule" yang ikut memberi andil pada kemenangan-kemenangan tim Indonesia. Mereka adalah Irfan Bachdim dan Christian Gonzales. Satunya adalah seorang bintang baru dan satunya lagi adalah striker gaek yang sudah lama bermain pada kompetisi liga di Indonesia. Perjuangan mereka untuk bisa mendapatkan tempat di timnas pun tidak mengalami jalan yang mulus. Irfan pernah ditolak bermain di klub Persija Jakarta dan Persib Bandung, bahkan dia juga tidak dapat masuk timnas U-23 yang saat itu diproyeksikan untuk bertarung pada level Sea Games. Beruntung Persema Malang berinisiatif untuk merekrut Irfan sehingga dia bisa menunjukkan kemampuanya di Indonesia. Sementara Christian Gonzales sendiri harus menunggu 4 tahun lamanya untuk bisa membela timnas Indonesia. Sekarang mimpi mereka untuk membela timnas terbayar lunas ditambah dengan bonus penampilan menawan kedua pemain tersebut.

Saya jadi ingat, sewaktu saya kecil rumah saya merupakan satu-satunya rumah yang dapat menayangkan siaran langsung pertandingan timnas Indonesia di stasiun televisi ANTV. Saat itu memang stasiun televisi tersebut sinyalnya hanya bisa ditangkap melalui parabola. Jika timnas sedang bertanding baik itu di piala Tiger atau Sea Games, rumah saya yang sempit disulap bak kafe-kafe yang sedang mengadakan acara nobar. Bayangkan saja ruangan berukuran 4x4 ditambah teras depan penuh sesak terisi para warga yang ingin menyaksikan timnas kesayanganya bertanding. Saat itu saya merasa biasa saja, namun saat ini saya harus berpikir ulang karena buat saya saat itu merupakan momen yang tidak bisa terlupakan. Bayangkan saja ketika semua warga kampung saya tidak peduli suku, ras, dan agama duduk bersama untuk mendukung timnas Indonesia tercinta. Buat saya hal itu merupakan salah satu bentuk semangat nasionalisme militan (lebay ah..). Dan kinipun saya juga masih merasakanya. Ketika timnas Indonesia bertanding saya merasa semua orang melupakan masalahnya, melupakan perbedaan yang ada, dan bersatu sedemikian rupa untuk mendukung timnas Indonesia. Tidak ada persaingan antara viking dan jakmania, majikan dan bawahan berangkulan meneriakan yel-yel, semua bersatu untuk timnas Indonesia. Andai saja semangat ini tetap selalu ada bahkan pada saat timnas tidak bermain mungkin masyarakat Indonesia akan lebih solid saat ini. Semoga timnas memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia yang sudah lama tidak menyicipi kejayaan sepakbola. Viva sepak bola Indonesia

Dibalik Keindahan Merapi

Saya teringat pada tahun 2007 saat pertama kali saya mengunjungi daerah Kaliadem karena ada sebuah pekerjaan. Disana saya benar-benar merasakan betapa indah dan agungnya gunung Merapi jika dilihat dari jarak yang sangat dekat. Saya juga sempat melewati rumah dari juru kunci Merapi saat itu yaitu alm. Mbah Maridjan. Tidak begitu terlihat hasil erupsi yang terjadi pada tahun 2006. Hanya beberapa tempat saja yang terlihat abu-abu selebihnya hamparan tumbuhan hijau terlihat sejuk di depan mata.























Namun letusan secara berkala yang terjadi mulai Selasa 26 Oktober 2010 yang lalu benar-benar membuat saya sedikit panik. Selama 23 tahun saya tinggal di Jogja belum pernah saya merasakan hebatnya erupsi gunung Merapi hingga sehebat ini. Pada awal erupsi saya masih bisa tenang karena jarak rumah saya sekitar 25-27 km dari gunung Merapi sementara pemerintah sendiri mengumumkan bahwa batas aman radius gunung Merapi berjarak sekitar 5 km dari puncak. Saat itu kepanikan di jalan Kaliurang sudah mulai terlihat. Deringan sirine ambulans menggema dimana-mana. Saya berharap kejadian hanya berhenti pada malam itu saja. Ternyata sejumlah rentetan erupsi masih sering terjadi sehabis erupsi pertama dan jarak radius aman pun diperluas hingga 10 km. Oke, pada saat ini saya masih belum panik karena memang secara budaya dan mistis para masyarakat Jogja percaya bahwa Merapi tidak pernah akan menghancurkan kota ini. Kepanikan mulai terjadi ketika pada Sabtu, 31 Oktober 2010 dini hari hujan abu mulai melanda di sekitaran kota Jogja termasuk rumah saya. Saya mengetahui kabar ini melalui sms singkat dari pacar saya yang sedang berada di kereta menuju Jogja setelah melihat status teman-temanya di Facebook, sementara saya sendiri tertidur saat itu. Hujan abu tidak begitu tebal di daerah rumah saya, namun di beberapa sudut kota khususnya daerah barat terlihat sekali bagaimana tebalnya abu yang turun pada saat itu. Jogja seakan-akan mempunyai musim salju saat itu. Puncaknya pada tanggal 4 November 2010, mulai dari sore hingga malam hari terdengar bunyi gemuruh yang tidak berhenti. Bunyi gemuruh tersebut seakan bertambah kuat ketika mendekati dini hari. Tidak sampai situ saja, bunyi gemuruh tersebut diikuti dengan hujan pasir yang sangat deras dan mungkin hampir semua kota Jogja mengalaminya termasuk rumah saya. Satu lagi yang membuat keadaan ini semakin mencekam adalah listrik di sekitar rumah saya padam. Oke, saya benar-benar panik saat ini namun saya mencoba untuk tetap tenang dan berkomunikasi dengan teman-teman melalui pesan pendek. Radius aman pun yang awalnya 10 km tidak sampai satu hari berubah menjadi 15 km dan kembali berubah menjadi 20 km. Situasi ini merupakan sebuah pengalaman pertama dan menjadi sebuah pengalaman berharga bagi saya dalam menghadapi gunung Merapi. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan selain hanya mengamati kegelapan di luar atau memilih untuk tidur di dalam.

Kejadian alam semacam ini memang susah untuk diprediksi secara pasti. Mengutip kata-kata dari pak Surono (ketua PVMBG) "ketika seseorang sakit bahkan seorang dokter sekalipun tidak bakal tahu secara persis kapan orang tersebut bakal sembuh". Kita memang harus tetap waspada dan selalu berkoordinasi dengan relawan atau organisasi terkait mengenai kejadian semacam ini. Saya membaca di beberapa media bahwa memang ada beberapa orang yang sangat susah untuk diajak untuk mengungsi. Saya sendiri paham karena memang budaya mereka yang masih menganggap bahwa Merapi tidak pernah akan membahayakan mereka sendiri. Semoga saja dengan kejadian ini beberapa masyarakat yang tinggal di lereng Merapi semakin memahami bahwa mereka juga harus mempertimbangkan informasi yang dikeluarkan oleh pihak yang berkompeten dengan kejadian semacam ini demi kebaikan mereka sendiri. Dibalik semua itu kita harus tetap bisa berdamai dan hidup berdampingan selaras dengan alam. Merapi sudah lebih lama berada disini daripada semua warga Jogja manapun sudah sepatutnya kita untuk hidup selaras dengan gunung tersebut.

Mission Accomplished

"Saudara Marselinus Krishna, kami dari tim dosen memutuskan bahwa anda tidak perlu melakukan ujian ulang..bla..bla...bla..selamat karena anda telah menempuh seluruh studi anda dengan puncaknya adalah ujian saat ini." Kata-kata emas tersebut seakan membuat tempurung kura-kura yang selama ini saya bawa terlepas begitu saja. Beban yang selama ini saya bawa terasa begitu ringan ketika kalimat tersebut meluncur dari tim penguji. Kalimat tersebut sepertinya merupakan sebuah kalimat ajaib yang ditunggu-tunggu oleh semua saja mahasiswa yang sedang berusaha menyelesaikan studinya. Setidaknya dengan saya mengikuti pendadaran saya menjadi tahu misteri dibalik senyum para teman-teman saya sehabis mengikuti pendadaran. Dan saya juga menjadi tahu salah satu bagian yang saya kejar selama hampir 6 tahun kuliah ini adalah munculnya kalimat ini, sebuah kalimat pengakuan.
Saya kemudian menjadi berpikir bahwa "pengakuan" adalah sebuah hal mendasar yang dibutuhkan oleh semua manusia di bumi. Sebagai contoh, kenapa semua orang harus memakai baju jika kemana-mana?tentu saja agar orang tersebut tidak dianggap orang gila. Tentu saja contoh ini hanya sebuah lelucon, tapi jika dipikir lebih jauh bisa jadi ada benarnya. Dalam konsep negara misalnya, bagaimana jika ketika sebuah negara tidak mendapat pengakuan dari negara lain?maka negara tersebut dianggap tidak ada. Hal ini jugalah yang diperjuangkan oleh negara Indonesia selama 350 tahun dijajah Belanda dan 3.5 tahun dijajah Jepang. Negara ini ingin mendapat pengakuan dari bangsa lain negara ini merupakan sebuah negara yang kuat yang merdeka dan dapat berdiri dengan kaki sendiri. Pengakuan dari orang lain menjadi sebuah simbol eksistensi diri dalam kehidupan.

Dunia Maya yang Hampa

Sudah sejak SMA saya mulai mengenal apa yang disebut situs jejaring sosial. Saat itu salah satu jejaring sosial yang sedang marak adalah circles99 yang memungkinkan para pengguna internet membuat grup-grup untuk komunitasnya. Namun belum sampai saya menyelesaikan studi saya di SMA situs tersebut sudah tidak begitu terkenal karena digosipkan para pengguna harus membayar jika ingin menggunakan jasa situs tersebut. Tidak perlu lama-lama untuk mencari pengganti situs tersebut, Friendster kemudian muncul dan menjadi trend di kalangan remaja. Situs jejaring sosial ini menyediakan fitur-fitur yang lebih lengkap daripada situs jejaring sosial yang sebelumnya. Situs ini memungkinkan para pengguna internet untuk berinteraksi satu sama lain layaknya kita bertatap muka. Semakin kesini situs jejaring sosial semakin menjamur beberapa diantaranya seperti Facebook, Myspace, Plurk, Twitter, Foursquare, dan lain sebagainya.

Namun sebenarnya apa sejatinya arti dari situs jejaring sosial itu sendiri. Dalam situs wikipedia jejaring sosial didefinisikan sebagai struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Membingungkan? Oke akan coba saya jelaskan dengan analogi sederhana jejaring diambil dari kata jaring. Pernahkan anda melihat jaring laba-laba atau net yang digunakan untuk menjaring ikan? Nah sistem dalam membuat jaring itulah yang digunakan dalam situs-situs jejaring sosial. Mengaitkan satu tali dengan tali yang lain dan tali itu adalah kita sendiri.

Lalu sebenarnya apakah esensi dari situs jejaring sosial itu sendiri? Menurut saya situs jejaring sosial merupakan salah satu media yang memudahkan orang untuk menemukan relasi karena mereka terbatas oleh jarak dan waktu. Misalnya untuk menemukan teman-teman masa kecil. Akan sangat susah bagi mereka jika ingin menemukan teman masa kecil mereka dengan cara menelusuri secara langsung dimana mereka berada. Dan disinilah fungsi jejaring sosial tersebut. Situs jejaring sosial menjadi sebuah buku tahunan sekolah seluruh dunia dimana semua orang bisa menemukan informasi mengenai relasi mereka secara cepat. Namun perkembangan situs jejaring sosial tidak hanya sampai situ saja. Beberapa memberi satu tema untuk situs jejaring sosialnya. Misalnya berdasarkan hobi bermusik, situs Myspace memberi keleluasaan antar sesama musisi untuk bisa saling berkorespondensi agar karyanya bisa didengar di negara lain. Sehingga selain menemukan relasi situs jejaring sosial bisa menjadi salah satu alat promosi yang bagus bagi para musisi tersebut.

Lalu kenapa saya bahas masalah situs jejaring sosial ini? Karena saya merasa ada fungsi yang berubah di dalam sistem ini. Situs jejaring sosial yang awalnya menjadi alat berubah menjadi "dunia". Dunia yang saya maksud adalah seolah-olah orang tenggelam dalam situs tersebut sehingga rela berjam-jam didepan layar komputer untuk sekedar berinteraksi dengan teman lain yang sebenarnya bisa dilakukan tanpa harus lewat situs tersebut. Saya sendiri pernah melihat sebuah peristiwa unik terhadap situs-situ jejaring sosial. Pernah ketika saya makan siang disebuah warung yang mempunyai fasilitas hotspot, melihat dua orang remaja yang baru saja datang. Ketika mulai duduk keduanya mulai mengeluarkan laptop dan sama-sama membuka situs Facebook. Dalam hati saya berpikir "apakah mereka juga mengobrol melalui Facebook?". Inilah yang ingin saya sampaikan bahwa beberapa esensi kemanusiaan terkadang terkikis oleh teknologi contohnya lewat dunia maya.

Tulisan saya ini bukan bermaksud untuk mendiskreditkan orang-orang yang gemar bermain dengan situs jejaring sosial. Saya juga salah satu pengguna situs jejaring sosial, bahkan saya hampir mempunyai beberapa account yang saya di situs yang saya sebutkan di atas. Yang ingin saya katakan disini adalah gunakan semuanya dengan bijak. Saya menganggap dunia maya ini adalah dunia hampa, tidak ada yang nyata di dunia maya ini. Jadi gunakan saja untuk bersenang-senang. Gunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat dari media yang lain. Gunakanlah untuk berkorespondensi dengan teman jauh, atau gunakanlah sebagai sarana berpromosi yang gratis untuk usaha anda. Saya yakin akan lebih menarik jika kita bertemu langsung teman kita, daripada hanya melihat teks.

cheers,


This Time for Africa


Tsamina Mina

Zangalewa

Cuz this is Africa

Tsamina mina eh eh

Waka Waka eh eh

Tsamina mina zangalewa

Anawa aa

This time for Africa

Kata-kata di atas merupakan salah satu petikan lirik dari theme song World Cup 2010 Afrika Selatan. Saya sendiri tidak begitu mengerti apa arti lirik tersebut, namun pembuatan theme song dengan memasukan bahasa Afrika dalam lagu tersebut membuat piala dunia kali ini lebih terasa nuansa afrika-nya. Penyelenggaraan piala dunia kali ini juga menjadi sebuah momen bersejarah bagi benua Afrika karena untuk pertama kalinya negara Afrika Selatan dipercaya untuk menyelenggarakan even bergengsi empat tahunan ini. Dan buat saya sendiri piala dunia adalah sebuah even yang tidak boleh dilewatkan sama sekali, meskipun hanya bisa menonton lewat layar kaca

Banyak hal yang unik selama penyelenggaraan piala dunia ini. Pertama adalah bunyi-bunyian yang menyerupai lebah selama permainan berlangsung. Bunyi tersebut adalah bunyi terompet yang bernama vuvuzela. Vuvuzela menjadi sebuah keunikan tersendiri selama pertandingan berlangsung. Bahkan vuvuzela sempat menuai kritikan akibat suaranya yang memekakan telinga. Menurut berita vuvuzela disinyalir bisa membuat orang kehilangan pendengaran secara permanen jika tidak menggunakan pelindung telinga. Ada juga sebuah artikel yang menyatakan bahwa vuvuzela juga bisa menyebabkan merebaknya virus flu burung sebagai akibat penggunaannya yang dilakukan secara bergantian dari mulut ke mulut. Apapun itu yang pasti vuvuzela memberi kemeriahan tersendiri di piala dunia kali ini.

Hal menarik lain adalah bola Jabulani yang juga banyak menuai kritik. Setiap penyelenggaraan piala dunia pasti selalu ada disain bola baru yang digunakan khusus untuk piala dunia. Adidas menjadi langganan utama pembuat disain bola ini. Nama Jabulani diambil dari bahasa Zulu yang berarti merayakan. Jabulani diklaim sebagi bola yang dibuat dengan tekhnologi tinggi dan menjadi bola paling bulat yang pernah dibuat. Namun kritik banyak dilontarkan terhadap bola ini karena bagi kiper arah bola ini sering tak terduga dan bagi striker bola ini sangat susah untuk dikontrol dan ditendang di udara. Setidaknya kiper Inggris, Robert Green pernah merasakan betapa nakalnya bola ini. Paling tidak untuk piala dunia ini para pemain punya kambing hitam jika bermain tidak bagus.

Masih banyak hal unik lainnya yang ada selama perayaan piala dunia ini mulai dari munculnya negara-negara kecil sebagai tim kuda hitam, penggunaan dukun agar Afrika Selatan bisa lolos ke babak selanjutnya, demo dari pekerja stadion yang upahnya belum dibayar, dan masih banyak yang lain. Lepas dari itu saya kemudian berandai-andai. Jika Afrika yang notabene mempunyai masalah politik dan ekonomi tidak stabil bisa menyelenggarakan even terbesar sepak bola dan menempatkan tim-timnya sebagai tim yang patut diperhitungkan lalu apakah Indonesia tidak bisa melakukannya. Apa yang kurang dari negara ini?hampir punya 200 juta penduduk, kompetisi yang cukup panas, san suporter fanatik. Kenapa sepak bola nasional kita justru mengalami penurunan kualitas. Bagaimana dengan sejarah kita yang menjadi negara Asia pertama yang ikut piala dunia pada tahun 1938 (meskipun dengan nama Hindia Belanda). Saya cuma bisa berharap proses pembinaan sepak bola Indonesia bisa berjalan solid dan akhirnya bisa kembali meraih kejayaan seperti saat dahulu kala. Viva sepak bola Indonesia!

My New Delay Effect



Sudah sekian lama, semenjak KORG AX 1500 saya dijual, si squire kesepian di beberapa kali kesempatan manggung. Suaranya pun menjadi garing dan seakan tak bersemangat. Pernah saya coba meminjam beberapa efek gitar untuk dipasangkan sama si squire tapi semua selalu ga berjalan mulus. Tampaknya memang dia kehilangan pasangan hatinya. Hidup tak mau mati tak hendak.

Namun sekarang dia boleh ceria karena saya membeli efek baru. Dan rasa-rasanya efek ini bisa menjadi pasangan hidupnya dikemudian hari. Saya merogoh kocek yang cukup banyak untuk membeli efek ini. Efek yang saya maksud adalah sebuah efek delay stompbox keluaran BOSS yang berseri DD-20 alias Giga Delay. Dari namanya saja saya membayangkan bahwa efek ini akan menimbulkan efek delay sepanjang akhir hayat.

Sebenarnya saya sudah lama tertarik dengan efek ini. Pertama kali mendapatkan info dari salah satu teman saya bernama si Ito (anggisluka). Beliau memberi saya sebuah foto melalui YM dan bilang bahwa ini adalah efek yang dahsyat. Kemudian saya browsing lewat youtube tentang efek jenis ini. Setelah melihat harganya membuat saya pikir-pikir untuk membelinya. Harga DD-20 bisa digunakan untuk membeli satu unit multi efek semacam Korg AX-1500. Dan setelah menunggu hampir 2 tahun akhirnya saya berhasil juga membelinya (hell yeah..!!) melalu salah satu teman saya si Shinchan dengan mendapat sedikit potongan harga.

Semoga si Giga Delay bisa menjadi pasangan hati si Squire yang sedang kesepian. Sebenarnya setelah seminggu saya membeli efek ini saya belum berhasil mencobanya dikarenakan senar si Squire belum diganti dan saya tidak ada ampli untuk mencobanya hehe.
top