Celengan Katak



Semua orang pasti tak asing dengan gambar diatas. Ketika saya kecil saya sering melihat setiap anak mempunyai hal semacam ini untuk menabung sisa uang jajanya. Kala itu eksistensi bank swasta masih bisa di hitung dengan jari. Celengan semacam ini semakin lama juga semakin tenggelam ditengah kepungan beberapa bank yang memberikan pelayanan yang lebih instant dan jauh lebih modern. Orang kini bisa dengan mudah menggunakan uangnya yang berada dalam tabungan dengan menggunakan atm atau transaksi pembelajaan langsung dengan kartu debit. Ini berbeda ketika saya dulu ingin membeli mainan saya harus mempelajari caranya bersabar agar dapat mendapatkan mainan tersebut.

Kemudian beberapa hari yang lalu saya melihat seorang bapak tua yang menggelar dagangannya yang berupa celengan tanah liat ini disekitar jalan affandi (gejayan) tepatnya di depan bank Mandiri. Saya sendiri tidak tahu motif dari bapak tersebut mengambil tempat berjualan di depan bank. Apa beliau bermaksud protes terhadap kemajuan jaman khususnya masalah perbankan, atau bisa juga beliau mencoba menyaingi eksistensi dari bank Mandiri tersebut dengan menjual produk tradisionalnya. Saya sendiri sudah sangat sering melihat beliau berjualan di tempat itu. Saya juga pernah berjanji jikalau suatu saat nanti saya punya penghasilan sendiri saya akan "menglarisi" bapak tua tersebut. Pernah juga saya berpikir berapa untung yang didapat oleh bapak tua tersebut setiap hari mengingat barangnya adalah sebuah barang yang tidak "trend" lagi. Saya juga menyadari gigihnya perjuangan bapak tua itu dalam menjual barangnya ketika sekitar jam 11 malam saya melewati jalan tersebut dan beliau masih berjualan.

Namun janji ini ternyata tidak bisa terwujud secara cepat. Setelah sekitar 8 bulan saya bekerja baru kemarin malam saya membeli celengan dari bapak tua tersebut. Itupun juga tidak disengaja karena memang berencana mengambil atm. Saya pikir harga dari celengan itu mencapai 30-40 ribu per buah namun ternyata celengan tersebut dihargai hanya 15 ribu rupiah. Mau dapat untung berapa bapak itu dalam sehari?bayangkan dia setiap hari membawa daganganya yang berat itu menggunakan sepeda. Kemudian saya membeli produk celengan yang berbentuk katak. Dan duit saya pun pas 20 ribu ada di kantong (tadi di atm ambil duit titipan pacar :D). Ya semoga saja duit 15 ribu ini berguna untuk bapak tua itu dan keluarganya dan saya mendapat pelajaran hidup dari semangat bapak tua itu untuk berjualan. Jangan pernah patah semangat untuk hidup! (sayang tidak saya tidak ada kesempatan untuk ngobrol dengan beliau)

FYI: kalau ada yang mau menglarisi dagangan bapak ini beliau biasa berjualan di depan bank Mandiri Gejayan. Tapi tidak selalu ada disana.

top