Goaallll!!

Euforia seperti inilah yang saat-saat ini menjadi, kalau mengambil istilah dari twitter, trending topic semua masyarakat Indonesia. Timnas Indonesia seakan bangkit dari kubur menghajar semua lawan-lawanya grupnya di piala AFF dengan skor cukup menonjol. Malaisya dihajar 5-1, kemudian Laos yang sempat mengalahkan Indonesia di ajang Sea Games juga dilibas 6-0. Mungkin hanya Thailand saja yang masih bisa mengimbangi permainan Indonesia meskipun akhirnya harus takluk 2-1 dan membuat tim yang dilatih oleh Bryan Robson tersebut tersingkir dari ajang ini. Euforia semacam ini seakan-akan tidak pernah dirasakan lagi oleh masyarakat Indonesia semenjak tahun 1991 yang pada saat itu timnas Indonesia berhasil menyabet medali emas Sea Games.

Timnas Indonesia kali ini seakan mempunya warna dan semangat berbeda. Pelatih baru, Alfred Riedl berani bereksperimen dengan menggabungkan pemain senior dan junior dalam tim nya. Saya sendiri terkadang sering merasa gregetan ketika timnas Indonesia diisi oleh orang yang "itu-itu" saja. Namun melihat tim racikan pelatih Austria ini saya sendiri merasa optimis Indonesia akan banyak berbicara pada kompetisi ini. Hal yang tak kalah menarik yang dapat dilihat pada timnas kali ini adalah kehadiran dua orang "bule" yang ikut memberi andil pada kemenangan-kemenangan tim Indonesia. Mereka adalah Irfan Bachdim dan Christian Gonzales. Satunya adalah seorang bintang baru dan satunya lagi adalah striker gaek yang sudah lama bermain pada kompetisi liga di Indonesia. Perjuangan mereka untuk bisa mendapatkan tempat di timnas pun tidak mengalami jalan yang mulus. Irfan pernah ditolak bermain di klub Persija Jakarta dan Persib Bandung, bahkan dia juga tidak dapat masuk timnas U-23 yang saat itu diproyeksikan untuk bertarung pada level Sea Games. Beruntung Persema Malang berinisiatif untuk merekrut Irfan sehingga dia bisa menunjukkan kemampuanya di Indonesia. Sementara Christian Gonzales sendiri harus menunggu 4 tahun lamanya untuk bisa membela timnas Indonesia. Sekarang mimpi mereka untuk membela timnas terbayar lunas ditambah dengan bonus penampilan menawan kedua pemain tersebut.

Saya jadi ingat, sewaktu saya kecil rumah saya merupakan satu-satunya rumah yang dapat menayangkan siaran langsung pertandingan timnas Indonesia di stasiun televisi ANTV. Saat itu memang stasiun televisi tersebut sinyalnya hanya bisa ditangkap melalui parabola. Jika timnas sedang bertanding baik itu di piala Tiger atau Sea Games, rumah saya yang sempit disulap bak kafe-kafe yang sedang mengadakan acara nobar. Bayangkan saja ruangan berukuran 4x4 ditambah teras depan penuh sesak terisi para warga yang ingin menyaksikan timnas kesayanganya bertanding. Saat itu saya merasa biasa saja, namun saat ini saya harus berpikir ulang karena buat saya saat itu merupakan momen yang tidak bisa terlupakan. Bayangkan saja ketika semua warga kampung saya tidak peduli suku, ras, dan agama duduk bersama untuk mendukung timnas Indonesia tercinta. Buat saya hal itu merupakan salah satu bentuk semangat nasionalisme militan (lebay ah..). Dan kinipun saya juga masih merasakanya. Ketika timnas Indonesia bertanding saya merasa semua orang melupakan masalahnya, melupakan perbedaan yang ada, dan bersatu sedemikian rupa untuk mendukung timnas Indonesia. Tidak ada persaingan antara viking dan jakmania, majikan dan bawahan berangkulan meneriakan yel-yel, semua bersatu untuk timnas Indonesia. Andai saja semangat ini tetap selalu ada bahkan pada saat timnas tidak bermain mungkin masyarakat Indonesia akan lebih solid saat ini. Semoga timnas memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia yang sudah lama tidak menyicipi kejayaan sepakbola. Viva sepak bola Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

top