vandalism stole the history




"LiNa ♥ Uyiep, 20 July 08"
Sebuah pembuktian cinta anak muda yang terlihat terukir manis pada sebuah tembok seolah-olah membuktikan bahwa cinta mereka adalah abadi. Namun perlu disesalkan mereka justru mengabaikan media dimana mereka menulis bukti cinta mereka. Saya banyak menemukan hal-hal macam ini ketika tidak lama ini saya berkunjung di daerah sekitar Taman Sari dan Pulau Cemeti. Corat coret tangan yang bernilai historis bagi mereka yang berkunjung ditempat ini justru menghilangkan nilai historis tempat ini. Mereka seakan tak peduli lagi bagaimana kisah-kisah hebat yang muncul selama bangunan ini berdiri. Apakah benar ketika cinta bisa membutakan segalanya, termasuk dengan cara merusak benda peninggalan sejarah?
Saya sendiri tidak tahu motif apa yang membuat mereka sangat berani untuk merusak benda peninggalan sejarah. Apakah mereka merasa ketika suatu saat ketika mereka datang ke tempat itu lagi bersama pasanganya mereka masih mendapati kenangan berupa "prasasti" yang pernah mereka ukir?Ya kalau mereka masih menjadi sepasang kekasih?bagaimana kalau mereka sudah tidak lagi bersama dan salah seorang melihat "prasasti cinta" tersebut kemudian merasa tidak senang lalu menghapusnya dengan segala cara dan menambahkan kata-kata yang menjelek-jelekan mantan pasanganya. Bukankah itu akan membuat lebih sangat kacau lagi.
Apakah orang di Indonesia sangat susah untuk mempunyai semangat untuk menghargai peninggalan sejarahnya sementara orang dari luar negeri rela datang kesini untuk melihat dan mempelajari peninggalan sejarah kita yang sangat sakral ini.
"Bangsa yang hebat adalah bangsa yang menghargai sejarahnya!"

2 komentar:

Unknown mengatakan...

wah.. bener.
ada tulisan tentang vandalisme jg.
hehe. nice

blogwalking

marselinus krishna mengatakan...

hehe thanks bro..

Posting Komentar

top